Beritajurnal.id

Festival Budaya Rendengan Dongkrak Wisatawan Datang Ke Madiun

Tari Rendengan, tarian yang ditampilkan setiap setahun sekali yang dibawakan oleh 7 gadis desa Pule.(foto istimewa)

Beritajurnal.id - Kabupaten Madiun selain disebut sebagai Kampung Pesilat juga dikenal kaya dengan potensi budaya dan tradisi lokal yang hingg saat ini masih berkembang di masyarakat. Tak khayal setiap daerah atau desa mempunyai keunikan akan budaya masing-masing dengan karakteristik yang beragam sesuai dengan karakter masyarakat desa.

Keberagaman budaya dan tradisi desa yang saat ini masih dilaksanakan, menjadi target utama pemerintah Kabupaten Madiun, melalui  Dinas Pariwisata dan Olah Raga untuk menjadikan Kabupaten Madiun sebagai salah satu daerah wisata di Jawa Timur wilayah barat selain Magetan dan Ponorogo.

"Kabupaten Madiun kaya dengan potensi wisata alam maupun budaya yang saat ini terus di kembangkan melalui event event dan kegiatan festival di setia desa," ujar Dian Wijayanti.

Lebih lanjut Kabid Pemasaran Disparpora Kabupaten ini menyampaikan, dengan gelaran festival budaya dapat menjadi ajang promosi potensi desa dan wadah bagi masyarakat pecinta budaya serta mendorong program pemerintah menjadikan Kabupaten Madiun daerah wisata.

"Seperti di Desa Pule, Kecamatan Sawahan misalnya, ada tradisi Rendengan yang rutin dilaksanakan setiap tahun dengan dikemas festival budaya ternyata mampu menyedot pengunjung dari berbagai daerah," katanya.

Berbagai atraksi dan kesenian ditampilkan dalam festival budaya Rendengan, mampu menaikan jumlah wisatawan datang di Kabupaten Madiun.(foto saliem)

Dian Wijanti berharap, setiap desa mempunyai produk produk wisata dengan menggali dan mengembangkan potensi desa, yang imbasnya meningkatkan kesejahteraan dan peningkatan ekonomi masyarakat.

Sementara, Kepala Desa Pule, Kecamatan Sawahan, Anton Prasetyo menyampaikan bahwa tradisi Rendengan merupakan tradisi warga turun temurun yang dilaksanakan menjelang musim hujan. Dengan melakukan Do'a bersama oleh seluruh warga desa.

"Festival Rendengan adalah pengembangan dari tradisi yang dulunya disebut Labuhan. Tujuanya untuk memohon keselamatan dan barokah dengan datanya musim hujan tiba," tutur Anton Prasetyo.

Menurutnya, dengan berjalanya waktu, tradisi rendengan desa Pule yang awalnya hanya dengan kenduri untuk saat ini dikemas dalam sebuah festival budaya dengan menyuguhkan berbagai pertunjukan kesenian dan pameran UMKM yang dipusatkan di Taman Pule.

"Rendengan biasanya di laksanakan di bulan 11 setelah ada hujan turun. Festival ini selain bertujuan untuk melestarikan budaya juga mengangkat wisata," tuturnya.

Gelaran festival budaya Rendengan inovasi Desa Pule, Kecamatan Sawahan mendongkrak sektor pariwisata.(foto saliem)

Dia, mengungkapkan setiap pelaksanaan upacara Rendengan ditampilkan tari yang disebut 'Tari Rendengan' yang dibawakan oleh gadis gadis desa Pule dengan menyunggi 7 kendi yang berisi air suci yang diambil dari 7 mata air, yang bermakna mengangkat 7 sifat air untuk manusia.

"Dan Alhamdulillah dengan kreasi dan inovasi yang kita ciptakan, banyak pengunjung yang datang ke Desa Pule untuk menyaksikan tari Rendengan yang hanya pentaskan setahun sekali," ungkap Anton.

Selain memiliki tradisi unik (Rendengan) Desa Pule ada destinasi wisata buatan yang di kenal dengan 'Kampung Ceria Pule' merupakan objek wisata yang dikelola olah pemerintah desa memanfaatkan dana desa. Kampung Ceria Pule menyediakan beragam wahana untuk bersantai dan beristirahat. Mulai dari kolam renang bagi anak-anak, taman, fasilitas olahraga, hingga gazebo.

"Kampung Ceria Pule saat ini masuk nominasi pada ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) ke-5 Tahun 2020 untuk kategori Destinasi Baru Terpopuler. Hal ini merupakan suatu kebanggaan bagi Kabupaten Madiun," pungkas Anton Prasetyo.(lem)
Lebih baru Lebih lama