Beritajurnal.id

Bangun Sumur Dalam, Solusi Strategis Pemkab Madiun Atasi Krisis Air

Pemkab Madiun melalui Dinas PU-PR telah membangun 270 Sumur Irigasi Jaringan Air Tanah untuk mencukupi kebutuhan pertanian.(foto saliem)

Beritajurnal.id - Pemerintah Kabupaten Madiun melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR) membangun program Sumur Irigasi Jaringan Air Tanah (SIJAT) untuk mencukupi kebutuhan air bagi petani dan kelangsungan kegiatan produksi pertanian di Kabupaten Madiun.


Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Alam (SDA) Dinas PU-PR Kabupaten Madiun, Maskuryatin, mengatakan program pembangunan SIJAT, merupakan solusi strategis terhadap persoalan krisis air yang dihadapi petani saat musim kemarau ekstrem.


"Di Kabupaten Madiun program SIJAT ini sudah dilaksanakan sejak awal tahun 2000. Sebagai solusi mengatasi masalah krisis air yang terjadi pada musim kemarau," kata Kabid SDA PU-PR Kabupaten Madiun, Rabu (22/11).


Kabid SDM PU-PR Kabupaten Madiun, pembangunan Sumur Irigasi Jaringan Air Tanah solusi strategis atasi kelangkaan air saat musim kemarau.(foto istimewa)


Menurutnya, meski sempat dihentikan, karena sistem penganggaran di Kementerian, program SIJAT ini kembali aktif mulai tahun 2014. Karena kebutuhan air untuk petani secara umum sangat terbatas akibat siklus atau perubahan musim yang terjadi di Indonesia.


"Hingga tahun 2023 ada sekitar 270 sumur pipa besar sudah dibangun PU-PR hampir di seluruh wilayah Kabupaten Madiun," ujar Maskur.


Namun begitu, lanjut Kabid SDA PU-PR menegaskan sesuai dengan arahan Kepala Daerah dari tahun 2019 agar mengurangi pembuatan sumur dalam (SD)  secara ilegal untuk menghemat cadangan air tanah yang volemenya semakin berkurang dan tidak seimbang.


"Kepala Daerah menyarankan agar melakukan pembatasan pembuatan sumur dalam. Dan,  memberi arahan untuk membuat sumur resapan untuk menampung air hujan agar tidak langsung mengalir ke sungai," tegasnya.


Sementara, salah seorang tokoh masyarakat Desa Klitik, Suwito, mengungkapkan solusi startegis persoalan petani sawah, dengan membangun jaringan irigasi air tanah melalui pembuatanSIJAT oleh Pemkab Madiun sudah sangat tepat sasaran. Terlebih pembangunan jaringan irigasi air tanah ini leading sektornya dilakukan Dinas PU-PR.


"Pembangunan SIJAT ini memang sangat dibutuhkan masyarakat untuk kelangsungan produksifitas pertanian, di mana Kabupaten Madiun merupakan salah satu lumbung pangan di wilayah Jawa timur," ungkapnya.


Suwito, terbukti program Sumur Irigasi Jaringan Air Tanah sangat membantu petani di Kabupaten Madiun.(foto saliem)


Suwito, yang juga menjabat Kepala Desa Klitik, kecamatan Wonoasari, menambahkan jika sebelumnya petani hanya mengandalkan air irigasi dan tadah hujan untuk bercocok tanam. Namun sejak dibangun SIJAT kebutuhan air tercukupi dan dapat melakukan panen tiga kali setiap tahun.


"Bahkan sebelumnya, saat musim kemarau petani beralih ke tanaman lain seperti tebu, jagung dan kedelai untuk mensiasati gagal panen dan sawah tetap produktif," tambahnya.


Secara teknis, lanjut Suwito untuk pengoprasian aset Pemkab SIJAD ini dilakukan oleh kelompok tani sebagai pengelolaan hingga perawatan SIJAT. Dia, berharap kedepan ada inovasi program pengairan dari PU-PR yang menggunakan tenaga listrik sebagai solusi jika terjadi kenaikan harga BBM.(lem)

Lebih baru Lebih lama