Dongkrek, kearifan lokal dan seni tari berasal dari Mejayan, Kabupaten Madiun yang mempunyai filosafi dan keagungan budaya lokal. (Foto Saliem) |
Beritajurnal.id - Kabupaten Madiun terdapat beragam seni budaya yang menjadi tradisi melekat di masyarakat Madiun. Selain dikenal sebagai Kampung Pesilat Indonesia, Madiun memiliki seni Dongkrek, merupakan kesenian asli Kabupaten Madiun yang sarat dengan filosofi religi, keagungan tradisi yang sangat dipercaya masyarakat Madiun sejak tahun 1867.
Sekilas tentang asal muasal Dongkrek, merupakan sebuah tarian yang diperankan oleh beberapa orang dengan topeng berwujud raksasa, satu orang tua bijak dan beberapa orang perempuan dengan diiringi gamelan sederhana. Tarian Dongkrek sendiri dipercaya dapat mengusir pagebluk (wabah) yang hingga saat ini masih dilalukan oleh sebagian masyarakat Madiun.
Dalam perkembanganya, Dongkrek yang berasal dari Desa Mejayan, Caruban, dari awalnya sebuah tradisi ritual sakral, menjadi budaya kesenian yang berkembang ke seluruh wilayah Kabupaten Madiun. Bahkan saat ini seni pertunjukan yang kerap digelar pada setiap acara pada bulan Muhharam (Sura) dan kegiatan kegiatan pemerintahan Kabupaten Madiun.
Bupati Madiun di dampingi Ketua Penggerak PKK Kabupaten Madiun, Wakil Bupati Madiun dan jajaran Forkopimda saat mengikuti Karnaval Festival Dongkrek tahun 2023.(foto istimewa) |
"Prosesnya sangat luar biasa panjang, hingga Dongkrek saat ini bisa diterima oleh masyarakat. Dari yang semula dianggap sakral hingga saat ini bisa menjadi sebuah ciri khas kesenian yang di miliki Kabupaten Madiu. Ini harus kita jaga dan kembangkan sebagai kearifan lokal yang adiluhung," kata Ahmad Dawami, usai acara Parade Dongkrek di Caruban, Mejayan, Sabtu (26/8/2023).
Menurut Bupati Madiun, Pemda Madiun akan mengembangkan kesenian Dongkrek dengan menjadikan Dongkrek sebagai agenda wisata hiburan tahunan dengan menggelar Parade Dongkrek bakal dilaksanakan setiap tahun. Dengan melibatkan semua unsur pelaku seni Dongkrek, penggiat budaya dan unsur pendidikan di Kabupaten Madiun.
"Parade ini rencananya akan dilaksanakan setiap tahun. Untuk melestarikan budaya Dokrek, nantinya setiap sekolah harus tampil, sehingga anak didik kita tidak lupa akan kesenian Dongkrek. Dahulu dongkrek dikatakan sebagai pengusir setan, namun setelah didesain, bisa diterima masyarakat dan menjadi daya tarik wisata Kabupaten Madiun," kata Kaji Mbing, sapaan akrab Bupati Madiun, Jawa Timur.
Sementara, Kepala Dinas Pariwisata dan Pemuda Olahraga Kabupaten Madiun, Anang Sulistyo, menuturkan upaya menjadikan Dongkrek sebagai daya tarik wisata, salah satunya dengan menggelar event tahunan seperti Parade Dongkrek yang melibatkan peserta prioritas anak sekolah untuk membudayakan dongkrek mulai dari usia sekolah dasar, menengah dan seterusnya.
Bupati Madiun, H Ahmad Dawami menerima cinderamata dari penari Dongkrek, di Mejayan, Caruban. (Foto Saliem) |
"Event Parade Dongkrek tahun ini diikuti 60 rombongan Dongkrek. Kami mengawali menggali potensi budaya dengan peserta prioritas anak sekolah untyk mengenalkan Dongkrek mulai dari usia sekolah. Bahkan Dingkrek sudah masuk dalam kurikulum di sekolah, sehingga warisan leluhur ini dapat dikembangkan di 206 desa sebagai kesenian asli Kabupaten Madiun," tuturnya.
Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Madiun, Bariyanto, menambahkan Dongkrek dipilah menjadi tiga yakni, Dongkrek sebagai seni ritual, Dongkrek sebagai seni pertunjukan dan Dongkrek sebagai seni karnaval. Dimana masing masing mempunyai peran mempertahankan budaya dan menjadikan Dongkrek sebagai tujuan wisata.
"Selanjutnya nanti ada Dongkrek seni musik yang terus berinovasi. Dongkrek sudah ditetapkan menjadi warisan budaya tak benda Indonesia dan diakui secara Nasional di Kabupaten Madiun oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2014," pungkas Bariyanto.(lem)